Kamis, 13 Februari 2014

laporan mikrobiologi



I. PENDAHULUAN

I.I. Latar Belakang
              Mikrobiologi pangan adalah suatu ilmu yang mempelajari makhluk hidup yang sangat kecil yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan lensa pembesar atau mikroskop. Makhluk yang sangat kecil tersebut disebut mikroorganisme atau mikro ba, dan ilmu yang mempelajari tentang mikroba yang sering ditemukan pada pangan disebut mikrobiologi pangan. Yang dimaksud dengan pangan disini mencakup semua makanan, baik bahan baku pangan maupun yang sudah diolah. Pertumbuhan mikroba pada pangan dapat menimbulkan berbagai perubahan, baik yang merugikan maupun yang menguntungkan. Mikroba yang merugikan misalnya yang menyebab kan kerusa kan atau kebusukan pangan, dan yang sering menimbulkan penyakit atau keracunan pangan. Sedangkan mikroba yang menguntungkan adalah yang berperan dalam proses fermentasi pangan, misalnya dalam pembuatan tempe,oncom, kecap, tauco, tape dll. Oleh sebab itu dengan mengetahui sifat-sifat mikroba pada pangan kita dapat mengatur kondisi sedemikian rupa sehingga pertumbuhan mikroba yang merugikan dapat dicegah, sedangkan mikroba yang menguntungkan dirangsang pertumbuhann ya . Mikroba terdapat dimana-mana, misalnya di dalam air, tanah, udara, tanaman, hewan, dan manusia. Oleh karena itu mikroba dapat masuk ke dalam pangan mela lui berbagai cara, misalnya melalui air yang digunakan untuk menyiram tanaman pangan atau mencuci bahan baku pangan, terutama bila air tersebut tercemar oleh kotoran hewan atau manusia. Mikroba juga dapat masuk ke dalam pangan melalui tanah selama penanaman atau pemanenan sayuran, melalui debu dan udara, melalui hewan dan manusia, dan pencemaran selama tahap-tahap penanganan dan pengolahan pan gan. Dengan mengetahui berbagai sumber pencemaran mikroba, kita dapat melaku kan tindakan untuk mencegah masuknya mikroba pada pangan. Pangan yang berasal dari tanaman membawa mikroba pada permukaannya dari sejak ditanam, ditambah dengan pence maran dari sumber-sumber lainnya seperti air dan tanah. Air merupakan sumber pencemaran bakteri yang berasal dari kotoran hewan dan manusia, termasuk di antaranya bakteri-bakteri penyebab penyakit saluran pencemaan. Tanah merupakan sumber pencemaran bakteri-bakteri yang berasal dari tanah, terutama bakteri pemben tuk spora yang sangat tahan terhadap keadaan kering. Pada pangan yang berasal dari hewan, mikroba mungkin berasal dari kulit dan bulu hewan tersebut dan dari saluran pencemaan, ditambah dengan pencemaran dari lingkungan di sekitarnya. Pangan yang berasal dari tanaman dan hewan yang terkena penyakit dengan sendirin ya juga membawa mikroba patogen yang menyebabkan penyakit tersebut. Tangan manusia merupakan sumber pencemaran bakteri yang berasal dari luka atau infeksi kulit, dan salah satu bakteri yang berasal dari tangan manusia, yaitu Staphylococcus, dapat menyebabkan keracunan pangan.

I.2. Tujuan Praktikum
·         Mengetahui jumlah mikroorganisme yang terdapat dalam makanan
·         Mengetahui perbedaan Salmonella dan Shigella
·         Mengetahui efek yang di timbulkan mikroba yang terdapat pada makanan atau minuman.
·         Mengetahui metode dalam menganalisis makanan dan minuman
·         Mengetahui mamfaat mikroorganisme dalam bahan makanan
·         Mengetahui reksi fermentasi dalam makanan

I.3. Tempat / Hari Praktikum :
Hari                 : Rabu, 27 November 2013
Tempat                        : Laboratorium Mikrobiologi Umum dan Bioproses
                          Universitas Katolik ST. Thomas Sumatera Utara
                          Medan

II. TINJAUAN PUSTAKA
  Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang mikroba. Mikrobiologi adalah salah satu cabang dari ilmu biologi, dan membutuhkan ilmu pendukung kimia, fisika, dan biokimia. Mikrobiologi sering disebut dengan ilmu praktek dari biokimia. Mikrobiologi dasar didalamnya memiliki pengertian tentang sejarah penemuan mikro ba, macam– macam mikroba dialam, struktur sel mikroba dan fungsinya, metabolis me mikroba secara umum pertumbu han mikroba dan faktor lingkungan, mikrobiolo gi terapan di bidang pangan, lingkungan dan pertanian.Mikroorganisme sangat erat kaitannya dengan kehidupan kita, beberapa diantaranya bermanfaat dan yang lain merugikan. Beberapa mikroorganisme menyebabkan penyakit dan yang lain terlibat dalam kegiatan manusia seperti dalam pembuatan anggur, keju, yogurt, produksi penisilin dan sebagainya. Bahan pangan merupakan salah satu kebutuhan manusia tak ter kecuali bagi mikroorganisme. Apabila bahan makanan telah tercemar oleh mikroor ganisme,mikroorganisme tersebut dapat menyebabkan kerusakan bahan pangan  yaitu terjadi nya perubahan fisik dan kimi dari bahan tersebut. Hal ini menye babkan mutu pangan menjadi turun. Selain itu mikroba juga dapat menimbulkan penyakit bagi manusia yang mengkonsumsi bahan pangan yang telah tercemar oleh mikroba. Berba gai macam uji mikrobiologi dapat di lakukan terhadap bahan panganmeliputi uji kuantitatif mikroba untuk menentukan mutu dan daya tahan suatu makanan, uji kual tatif bakteri pathogen untuk menentukan tingkat keamanannya dan uji bakteri indicator untuk menentukan tingkat sanitasi makanan tersebut. Pengujian yang dilaku kan terhadap setiap bahan pangan tidak sama, tergantung dari berbagai faktor seperti jenis dan komposisi bahan pangan, cara pengepakan dan penyimpanan, cara penanga nan dan konsumsinya, kelompok konsumen dan berbagai faktor.  (Muchtadi, 2003 ).
              Mikrobilogi pangan adalah ilmu yang mempelajari pengaruh proses pengo la han terhadap  sel mikroorganisme, termasuk mekanisme ketahanan mikroor ganisme terhadap proses pengolahan. Disamping itu, ilmu mikrobiologi pangan merupakan ilmu yang juga mempe lajari perubahan-perubahan yang merugikan seperti kebusu kan dan keracunan makanan, maupun perubahan-perubahan yang menguntungkan seperti dalam fermentasi makanan. Proses pengolahan dan pengawetan makanan ti dak sepenuhnya dapat mencegah semua perubahan-perubahan yang merugikan. Contonya, pada makanan-makanan  yang telah diawetkan dengan pembekuan atau pengeringan, enzim-enzim yang terdapat di dalam bahan pangan masih mungkin aktif dan menyebabkan perubahan warna, tekstur maupun citarasa dari suatu produk pan gan. Hal ini menunjukkan sebelum produk pangan mengalami proses pembekuan atau pengeringan sebaiknya dilakukan  proses pendahuluan dengan pemanasan, seperti blansir, yang berguna untuk menginaktifkan enzim-enzim yang terdapat di dalam bahan pangan mentah.Ketahanan mikroorganisme maupun enzim-enzim yang terda pat di dalam sel mikro organisme berbeda terhadap berbagai proses pengawetan dan pengolahan. Contohnya, penyimpanan makanan pada suhu rendah pada umumnya dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme, tetapi suhu penyimpanan tersebut bahkan dapat merangsang pertumbuhan mikroorganisme yang tergolong psikrofilik yang dapat menyebabkan kebusukan makanan. begitu juga dengan penambahan garam pada umumnya dapat menghambat kebanyakan mikro organisme, tetapi dapat merangsang pertumbuhan bakteri halofiilik yang sering mengaki batkan perubahan warna. Tidak saja ketahanan mikroorganisme dalam bahan pangan yang berbeda, karakteristik dalam masing-masing produk pangan adalah berbeda, dimana sifat tersebut akan mempengaruhi komposisi dari bahan pangan, cara pengolahan, dan kondisi penyimpananannya. Hal ini menunjukkan bahwa sifat mikrobiologi pada setiap produk berbeda dan sangat spesifik. ( Sugiono, 2001 ).
  Mikrobiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari makhluk hidup yang sangat kecil yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan lensa pembesar atau mikroskop. Makhluk yang sangat kecil tersebut disebut mikroorganisme atau mikroba, dan ilmu yang mempelajari tentang mikroba yang sering ditemukan pada pangan disebut mikrobiologi pangan. Yang dimaksud pangan disini mencakup semua makanan, baik bahan baku maupun pangan yang sudah diolah. Pertumbuhan mikroba pada pangan dapat menimbulkan berbagai perubahan, baik yang merugikan maupun yang menguntungkan. Mikroba yang merugikan misalnya yang menyebabkan kerusa kan atau kebusukan pangan, dan yang sering menimbulkan penyakit atau keracunan pangan. Sedangkan mikroba yang menguntungkan adalah yang berperan dalam proses fermentasi pangan, misalnya dalam pembuatan tempe, oncom, kecap, tape dll. Oleh karena itu dengan mengetahui sifat-sifat mukroba pada pangan kita dapat mengatur kondisi sedemikian rupa sehingga pertumbuhan mikroba yang merugikan dapat dicegah dan mikroba yang menguntungkan dirangsang pertumbuhannya. Mikroba terdapat dimana-mana, misalnya dalam air, tanah, udara, tanaman, hewan, dan manusia. Oleh karena itu ikroba dapat masuk kedalam pangan melalui berbagai cara, misalnya melalui air yang digunakan untuk menyiram tanaman pangan atau mencuci bahan baku pangan, terutama bila air tersebut tercemar oleh kotoran hewan atau manusia. Mikroba juga dapat masuk dalam pangan melalui tanah selama penanaman atau pemanenan sayuran, melalui debu dan udara, melalui hewan dan manusia dan pencemaran selama tahap-tahap penanganan dan pengolahan pangan. Dengan mengetahui berbagai sumber pencemaran mikroba, kita dapat melakukan tindakan untuk mencegah masuknya mikroba pada pangan. Pangan yang berasal dari tanaman membawa mikroba pada permukaannya sejak ditanam, ditambah dengan pencemaran bakteri yang berasal dari kotoran hewan dan manusia. Termasuk diantaranya bakteri-bakteri penyebab penyakit saluran pencernaan. Tanah merupakan sumber pencemaran bakteri-bakteri yang berasal dari tanah, terutama bakteri pembentuk spora yang sangat tahan terhadap keadaan kering. Pada pangan yang berasal dari hewan, mikroba mungkin berasal dari kulit atau bulu hewan tersebut dan dari saluran pencernaan, ditambah dengan pencemaran dari lingkungan disekitarnya. Pangan yang berasal dari tanaman dan hewan yang terkena penyakit dengan sendirinya juga membawa mikroba pathogen yang menyebabkan penyakit tersebut. Tangan manusia merupakan sumber pencemaran bakteri yang berasal dari luka atau infeksi kulit, dan salah satu bakteri yang berasal dari tangan manusia yaitu Staphy lococcus, dapat menyebabkan keragunan pangan, Selain itu orang yang sedang men derita atau baru sembuh dari penyakit infeksi saluran pencernaan seperti tifus, kolera dan disentri, juga merupakan pembawa bakteri penyebab penyakit tersebut sampai beberapa hari atau beberapa minggu setelah sembuh. Oleh karena itu orang tersebut dapat menjadi sumber pencemaran pangan jika ditugasi menangani atau mengolah pangan. ( Fardiaz, 2003 ).
Pertumbuhan mikroba pada pangan dipengaruhi oleh berbagai faktor, dan setiap mikroba membutuhkan kondisi pertumbuhan yang berbeda. Pada kondisi yang optimum untuk masing-masing mikroba, bakteri akan tumbuh lebih cepat dibanding kan dengan kapang dan khamir. Hal ini disebabkan bakteri mempunyai struktur sel yang lebih sederhana, sehingga kabanyakan bakteri hanya membutuhkan waktu 20 menit untuk membelah diri. Struktur sel kapang dan khamir lebih kompleks daripada bakteri dan membutuhkan waktu lebih lama untuk membentuk sel baru, yaitu sekitar 2 jam atau lebih. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba pada pangan dibedakan atas dua kelompok, yaitu :
  1. Karakteristik pangan yang meliputi aktivitas air (aw), nilai pH (keasaman), kandungan zat gizi dan keberadan senyawa antimikroba
  2. Kondisi lingkungan yang terdiri dari suhu, keberadaan oksigen dan kelemba ban.
a) Aktivitas Air
             Aktivitas air (aw) menunjukkan jumlah air didalam pangan yang dapat digunakan oleh mikroba untuk pertumbuhannya. Nilai aw pangan dapat dihitung dengan membagi tekanan uap air pangan dengan tekanan uap air murni. Jadi air murni mempunyai nilai aw sama dengan 1. Nilai aw secara praktis dapat diperoleh dengan membagi %RH pada saat pangan mengalami keseimbangan kadar air dibagi dengan 100. Sebagai contoh, jika suatu jenis pangan mempunyai aw = 0.70, maka pangan tersebut mempunyai keseimbangan kadar air pada RH 70%, atau dengan kata lain pada RH 70% kadar air pangan tetap (yang menguap = yang terserap).Mikroba mempunyai kebutuhan aw minimal yang berbeda-beda untuk pertumbuhannya. Dibawah aw minimal tersebut mikroba tidak dapat tumbu atau berkembang biak. Oleh karena itu salah satu cara untuk mengawetkan pangan adalah dengan menurunkan a+w+ bahan tersebut. Beberapa cara pengawetan pangan yang menggunakan prinsip penurunan aw bahan misalnya pengeringan dan penambahan bahan pengikat air seperti gula, garam, pati serta gliserol. Kebutuhan aw untuk pertumbuhan mikroba umumnya adalah sebagai berikut :
  • Bakteri pada umumnya membutuhkan aw sekitar 0,91 atau lebih untuk pertumbuhannya. Akan tetapi beberapa bakteri tertentu dapat tumbuh pada aw 0,75
  • Kebanyakan khamir tumbuh pada aw sekitar 0,88 dan beberapa dapat tumbuh pada aw sampai 0,6
  • Kebanyakan kapang tumbuh pada aw 0,8.
Bahan pangan yang belum diolah seperti ikan, daging, telur mempunyai aw diatas 0,95, oleh karena itu mikroba yang dominan tumbuh dan menyebabkan kebusukan adala bakteri. Bahan pangan kering seperti biji-bijian dan kacang-kacangan kering, tepung dan buah-buahan kering pada umumnya lebih awet karena nilai aw nya 0,60 – 0,85, yaitu cukup rendah untuk menghambat pertumbuhan mikroba. Pada bahan kering semacam ini mikroba perusak yang sering tumbuh terutama adalah kapang. Konsentrasi garam dan gula yang tinggi dapat mengikat air dan menurunkan aw sehingga menghambat pertumbuhan mikroba. Pangan yang mengandung kadar garam dan atau gula yang tinggi seperti ikan asin, dendeng, madu, kecap, sirup dan permen biasanya mempunyai aw dibawah 0,60 dan sangat tahan terhadap kerusakan oleh ikroba. Pangan semacam ini dapat disimpan pada suhu kamar dalam waktu yang lama tanpa mengalami kerusakan. ( Enser, 2004 ).
              Setiap bahan pangan selalu mengandung mikroba yang jumlah dan jenisnya berbeda. Beberapa jenis mikroba yang terdapat pada bahan pangan adalah bakteri, kapang. Pencema ran mikroba pada bahan pangan merupakan hasil kontaminasi langsung atau tidak langsung dengan sumber – sumber pencemaran mikroba, seperti tanah, udara, air, debu, saluran pencer naan , dan pernafasan manusia dan hewan . Namun demikian , hanya sebagian saja dari berba gai sumber pencemar yang berperan sebagai sumber mikroba awal yang selanjutnya akan ber kembang biak pada bahan pangan sampai jumlah tertentu . Dalam batas – batas tertentu kan dungan mikroba dalam bahan pangan tidak banyak berpengaruh terhadap ketahanan bahan pangan tesebut . Akan tetapi , apabila kondisi lingkungan memungkinkan mikroba untuk tumbuh dan berkembang lebih cepat , maha bahan pangan akan rusak karenanya. Faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba dalam bahan pangan dapat bersifat fisik dan kimia atau biologis. Faktor – faktor tersebut meliputi :
a.       Faktor intrinsik , merupakan sifat – sifat fisik, kimia , dan stuktur yang dimiliki oleh bahan pangan itu sendiri.
b.      Faktor ekstrinsik yaitu kondisi lingkungan pada penanganan dan penyimpanan bahan pangan , seperti suhu kelembaban , susunan gas di atmosfir .
c.       Faktor implisit yang merupakan sifat – sifat yang dimiliki oleh mikroba itu sendiri . Faktor ini sangat dipengaruhi oleh susunan biotik mikroba dalam bahan pangan .
d.      Faktor pengolahan , karena perubahan mikroba awal sebagai akibat pengolahan bahan pangan ( misalnya pemanasan, pendinginan , irradiasi, penambahan bahan pengawet ).
( Saparinto, 2003 ).
        Mikrobiologi adalah suatu ilmu yang mempelajarikehidupan makhluk yang bersifat mikroskopik yang disebut mikroorganisme atau jasad renik, yaitu makhluk yang mempunyai ukuran sel sangat kecil di mana setiap selnyahanya dapat dilihat dengan pertolongan mikroskop. Dalam teknologi pangan, mikrobiologi merupakan ilmu yang sangat penting, misalnya dalam hubungannya dengan kerusakanatau kebusukan makanan, sehingga dapat diketahui tindakanpencegahan atau pengawetan yang paling tepat untuk menghindari terjadinya kerusakan tersebut. Di samping itu,mikrobiologi juga penting dalam fermentasi makanan, sanitasi,pengawasan mutu pangan, dan sebagainya. Adanya jasad renik di dalam makanan mungkin tidak diinginkan jika jasad renik tersebut dapat menyebabkan kerusakan dan kebusukan makan atau dapat menyebabkan keracunan bagi yang mengkonsumsinya. Tetapi dalam fermentasi makanan dan minuman, pertumbuhan jasad renik justru dirangsang untuk mengubah komponen-komponen didalam bahan pangan tersebut menjadi produk-produk yang diinginkan. ( Waluyo, 2001 ).
              Mikroorganisme adalah makhluk yang sangat kecil dan hanya dapat diliha dibawah mikroskop. Salah satu jenis mikroorganisme adalah bakteri. Bakteri merupa kan organisme uniselular yang tumbuh dengan cara pembelahan biner yaitu satu sel membelah secara simetris. Untuk mempermudah penghitungan koloni diperlukan pengetahuan mengenai morfologi bakteri tersebut sehingga media pertumbuhan yang akan digunakan sesuai dengan sifat bakteri tersebut. Kehadiran mikrobia pada makanan dapat bersifat menguntungkan atau merugikan. Setiap produk yang dihasilkan oleh mikrobia tergantung jumlah mikrobia yang terkandung dalam suatu bahan atau lingkungan. Perhitungan mikrobiologi pada bahan pangan penting dilakukan untuk mengetahui mutu bahan pangan, dan proses yang akan di terapkan. Penghitungan  jumlah sel dapat dilakukan dengan beberapa cara dian ta ranya metode hitungan cawan (Total Plate Count). Metode hitungan cawan menggu nakan angga pan bahwa setiap sel akan hidup berkembang menjadi satu koloni. Jumlah koloni yang muncul menjadi indeks bagi jumlah oganisme yang terkandung di dalam sampel  Teknik pengitungan ini membutuh kan kemampuan melakukan pen genceran dan mencawankan hasil pengenceran. Cawan-cawan tersebut kemudian diinkubasi dan kemudian dihitung jumlah koloni yang terbentuk. Cawan yang dipilih untuk penghitungan koloni, sesuai dengan kaidah statistik adalah cawan yang berisi 25-250 koloni. ( Winarno, 2005 ).











III. METODE PENELITIAN
3.1. Alat dan Bahan
3.1.1. Alat
·         Tabung reaksi
·         Rak tabung reaksi
·         Cawan petri
·         Vorteks
·         Pipet tetes
·         Mortar
·         Neraca analitik
3.1.2. Bahan
·         Pop ice
·         Mie
·         Es jagung
·         Tempe
·         Bakwan
·         Es buah
·         Bakso
·         Nuget
·         Sauerkraunt
·         Risol
·         Pastel
·         Aguades
·         Media place count agar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar